Kamis, 08 Januari 2015

LAPORAN LENGKAP PENGHAMBAT TRANSPOR AKTIF GLUKOSA

LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

LAPORAN LENGKAP
PENGHAMBAT TRANSPOR AKTIF GLUKOSA


OLEH :
                                          KELAS          : O-12


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Makanan adalah salah satu kebutuhan esensial tubuh. Substansi yang dapat berfungsi sebagai makanan untuk tubuh adalah substansi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembakaran, pembangun untuk memperbaiki jaringan rusak dan pertumbuhan jaringan (Syaifuddin, 2006).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17 kilo joule) energi pangan per gram. Pemisahan karbohidrat mislanya pati. Karbohidrat merupakan senyawa yang paling melimpah dibumi, dan memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati, tumbuhan, dan glikogen pada hewan) dan materi pembangunan (misalnya selulosa, pada tumbuhan, kisin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat (Anonim,2010).
Fungsi membrane sel antara lain sebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan itu memungkinkan sel untuk memperoleh PH yang sesuai dan konsentrasi zat-zat menjadi terkendali. Sel juga dapat memperoleh masuknya zat-zat yang tidak diperlukan semua pengontrolan itu bergantung pada transport lewat membran (Setiadi, 2007).
Senyawa kimia tersebut dapat berbentuk anorganik bermuatan positif seperti kalium, natrium, magnesium, kalium atom yang bermuatan negative seperti klorida, bikarbonat, fosfair, dan sulfat (Tim Dosen, 2013)
Metabolisme sebaiknya untuk kegiatan-kegiatan sel beberapa bahan makanan diserap digunakan oleh sel sebagai bahan bakar. Bila makanan dipecahkan (metabolisme). Energi yang disimpan didalamnya keluar digunakan oleh sel sebagai panas sekresi kelenjar gerak kegiatan saraf anabolisme dan katabolisme merupakan kegiatan keseluruhan dari sel kedua proses ini sekaligus disebut metabolisme eksresi bahan buangan hasilproses katabolisme dari sel masuk cairan interstisial
(Tim Dosen. 2012)
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengujian pada suatu sampel daun tapak dara (Catharantus roseus) yang dapat menghambat transpor aktif glukosa halus (ileum).
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji efek infus sampel daun tapak dara (Catharantus roseus) 2% dan mengamati efeknya terhadap penghambatan transport aktif glukosa dalam usus halus pada hewan uji.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pada percobaan terhadap efek sampel tapak dara (Catharantus roseus) dalam usus halus hewan uji yang direndam dalam larutan RL (Ringer laktat) yang telah dikondisikan dengan suhu dan tekanan dalam tubuh dan diberi suplay oksigen (Aerator) pada menit 10’, 20’, dan 30 dihitung kadar glukosanya dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 456 nm.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas
Transport aktif adalah pengangkutan untuk membran dengan menggunakan energy ATP. Melihatkan pertukaran ion Na+ dan dan K+ (pompa ion) serta protein kontranspor yang akan membentuk ion Na+ bersama molekul seperti asam amino dan gula (Anonim, 2010).
Pertukaran cairan dalam jaringan, cairan dalam plasma berada dibawah tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan interstisik, oleh karena itu cairan itu condong untuk keluar dan pembuluh kapiler. Akan tetapi didalam plasma ada protein, sedangkan cairan intersitisil tidak mengandung itu, protein plasma ini mengeluarkan tekanan osmotic (Evelyn,2008).
Perpindahan molekul atau ion melewati membrane ada dua macam yaitu transport aktif dan transport pasif :
1.  Transport Aktif
Perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan dan konsentrasi tinggi terendah, jadi perjalanan itu terjadi secara spontan.
2.  Transport Pasif
Perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energy dari sel, perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi, contoh transport aktif adalah pompa natrium (Na), kalium (k+), endositosis dan elisositosis (Riandom, 2007).
Membran sel merupakan pintu gerbang keluar masuknya zat dari dan dalam sel. Membrane sel bersifat semupermiabel sebab hanya dapat dilalui oleh air dan molekul gas. Membran sel ini juga dikatakan bersifat deferensial karena membran sel dapat dilalui oleh zat-zat tertentu, sedangkan zat lainnya ditahan, misalnya glukosa, asam amino, asan lemak, dan gliserol (Setiadi, 2007).
Transport aktif merupakan perpindahan zat dari larutan berkonsentrasi rendah (hiportonis) dan kelarutan berkonsentrasi tinggi (hipertenis) molekul membrane selektif permiabel. Dengan kata lain transport aktif terjadi dengan cara melawan gradient konsentrasi untuk itu diperlukan energy berupa ATP contoh transport aktif antara lain pada pompa ion Na+ dan K+. Pada pompa ion-ion Na+ yang dalam sel dapat hidup normal karena konsentrasinya lebih tinggi diluar sel ion-ion Na+ dari dalam sel dengan cara transport aktif (Riandam, 2007).
Pada transport aktif diperlukan energy dari dalam sel. Transport aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul kecil dalam sel. Transport aktif berhenti jika didinginkan pada suhu 2-40c, ada racun atau kehabisan energi (Setiawati, 2007).
Mekanisme transpor membran dalam farmakologi selanjutnya disebut mekanisme absorbsi obat. Absorbsi adalah perpindahan molekul obat dari tempat absorbsi menuju sirkulasi darah, sirkulasi dari tempat fisiologi transpor hanya dibedakan transpor difusi (transpor pasif) transpor aktif dan pinositosis.

Asam organic lemah atau basa organic lemah dalam medium air akan berdisosiasi menjadi bagian molekul dan bagian ion. Bagian molekul akan larut dalam lipid dan bagian ion akan larut dalam air. Senyawa organic atau senyawa obat asam lemah, pada umumnya pKa rendah, dalam lingkungan pH ( lambung pH 1 – 3 ) lebih banyak dalam bentuk molekul ( bentuk utuh, bentuk tak terdisosiasi ), sedangkan dalam lingkungan pH lebih tinggi ( usus halus  pH 6,3 – 7,6 ), lebih banyak dalam bentuk ion daripada bentuk molekul Absorbsi adalah berpindahnya molekul obat dari tempat absorbs menuju kesirkulasi darah ( Tim Dosen. 2012 )
Transpor difusi atau transpor pasif (transpor sederhana) senyawa yang larut lipid dapat melalui membran berdasarkan konsentrasi (gradein konsentrasi) senyawa di sebelah luar dan didalam membran ini adalah senyawa yangbagaikan mengalir begitu saja. Transpor pasif ini terutama sangat dipengaruhi oleh kelarutan senyawa dalam lipid pada saah pH lingkungan absorbsi, konsentrasi zat sebelah dalam membran ( Anonim. 2012 ).
















B.   Uraian Bahan
1.  Aquadest (Depkes RI 1979, hal 96)
Nama resmi                             :AQUA DESTILLATA
Nama lain                               : Air suling
Berat molekul                         : 18.02
Rumus molekul                     : H2O
Pemerian                                : Cairan jernih, tidak berwarna, Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup rapat.

2.  Eter (Depkes RI 1979, hal 66)
Nama resmi                            : AETHER ANASTAETICUS
Nama lain                               : Eter
Berat molekul                         : 74,12
Rumus molekul                      : C4H10O
Pemerian                                : Cairan transparan, tidak berwarna, bau khas, rasa manis dan sangat menguap
Kelarutan                                : Larut dalam 10 bagian air
Penyimpanan                                    : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                              : Anastesi umum



3.  Glukosa (Depkes RI 1979, hal 290)
Nama resmi                            : GLUKOSA INJECTION
Nama lain                               : Injeksi glukosa
Pemerian                                : Larutan jernih, tidak berwarna
Komposisi glukosa 5%         : Setiap 1000 ml larutan mengandung glukosa C6 H12 C6 2H2O 50 gram
4.  Ringer Laktat (Depkes RI 1979, hal 404)
Nama resmi                            : NATRII CHLORIDI INFUDI BILLUM
Nama lain                               : Injeksi laktat
Pemerian                                : Cairan jernih, tidak berwarna.
Penyimpanan                        : Dalam wadah dosis tunggal
Kegunaan                  : Infus interafenus
Komposisi Ringer Laktat:Setiap 1000 ml larutan, Natrium laktat C3H2 NaO3 31 gram, Natrium klorida NaCl 6,0 gram, Klalium klorida KCl 0,3 gram, Kalsium klorida COCl2-2H2O 0,2 gram,Air untuk injeksi ad 100 ml






C. Uraian Hewan Uji Tikus Putih (Rattus norvegicus)
1.    Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus) ( Anonim. 2012 )
Kingdom                                 : Animalia
Filum                                       : Chordata
Kelas                                       : Mamalia
Ordo                                         : Rodentia
Family                                      : Muridae
Genus                                     : Rattus
Spesies                                   : Rattus norvegicus
2.  Karakteristik Tikus Putih (Rattus novergicus) ( Malole. 1989 )
Lama hidup                            : 2-3 tahun
Lama hamil                             : 20-22 hari
Kawin sesudah beranak      : 1-24 jam
Umur disapih                         : 21 hari
Umur dewasa                         : 40-60 hari
Umur dikawinkan                  : 10 minggu
Siklus kelamin                       : Poliestru
Ovulasi                                                : 8-11 jam sesudah timbul estrus
Siklus estrus                          : 4-5 hari
Lama estrus                            : 9-20 jam
Perkawinan                            : pada waktu estrus
Jumlah anak                          : rata-rata 9-20 ekor
Puting susu                            : 12 puting, 3 pasang didaerah dada
Kawin kelompok                    : 3 betina dengan jantan
3.  Morfologi Tikus Putih (Rattus norvergicus) ( Malole. 1989 )
Tikus putih merupakan hewan pengerat. Tikus putih (Rattus norvergicus) sering digunakan sebagai hewan percobaan atau digunakan untuk penelitian. Dikarenakan tikus putih adalah hewan yang memiliki kelas mamalia, sehingga kelengkapan organ kebutuhan nutrisi, mamalia, metabolisme, biokimianya, sistem reproduksi, pernapasan, peredaran darah serta eksresi menyerupai manusia. 









D. Uraian Sampel
1.  Klasifikasi sampel tapak dara (Catharantus roseus) (Anonim,2000)
Kingdom                       : Plantae
Divisi                             : Magnoliophyta
Kelas                             : Magnoliopsida
Ordo                              : Gentiana
Family                           : Apocynaceae
Genus                           : Catharanrus
Species                         :Catharantus roseus.
2.  Morfologi tapak dara (Catharantus roseus) (Trubus,A. 2008)
Tapak dara Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.
Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan
1.  Alat yang digunakan
a.  Aerator
b.  Benang wol
c.  Gelas kimia
d.  Gunting bedah
e.  Jarum pentul
f.   Lampu spiritus
g.  Lap halus
h.  Lap kasar
i.    Papan bedah
j.    Pipet tetes
k.  Pinset
l.    Pisau bedah
m. Spektrofotometer
n.  Spoit
o.  Statif
p.  Stopwatch
q.  Termometer
r.   Timbangan
s.  Vial
2.  Bahan yang digunakan
a.  Aquadest
b.  Daun tapak dara (Catharanthus roseus)
c.  Eter
d.  Korek api
e.  kapas
f.   Larutan glukosa 5%
g.  Tikus putih (Rattus norvegicus)
h.  Ringer laktat
i.    Tissue rol












B.   Cara kerja
1.  Pembuatan infus daun tapak dara
a.  Disiapkan alat dan bahan
b.  Diambildaun tapak dara yang sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu.
c.Ditimbang daun tapak dara kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia lalu diberi aquadest hingga terensam.
d.  Dimasukkan gelas kimia tersebut kedalam panic untuk dipanaskan hingga 900C selama  15 menit sehingga semua permukaan simplisia basah lalu dilakukan volumenya sampai 10 ml dengan aquadest.
2.  Penyiapan hewan uji
a.  Dipilih tikus putih yang memenuhi kriteria untuk digunakan  sebagai hewan uji
b.  Tikus putih ditimbang dan dibedah
3.  Prosedur kerja penghambatan transpor aktif  glukosa
a.  Disiapkan alat dan bahan
b.  Perut hewan uji dibedah menggunakan pisau bedah
c.  Diambil usus halus bagian ileum sepanjang 5-10 cm diambil
sebanyak 2 potong
d.  Dikeluarkan kotorannya lalu dicuci dengan RL
e.  Usus bagian ileum yang pertama diisi dengan glukosa 5% dan usus bagian ileum yang kedua diisi dengan glukosa dan ditambahkan dengan infus daun tapak dara
f.   Kedua ujung usus ileum diikat dengan benang wol
g.  Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi RL, aerator dan lampu spiritus dinyalakan
h.  Jika suhu tepat 360C-370C lampu spiritus dimatikan dan aerator dinyalakan
i.    Pada menit 10,20,30, aerator dimatikan dan dispoit larutan tadi ke dalam gelas kimia masing-masing sebanyak 3 ml
j.    Dimasukkan ke dalam vial
k.  Diukur dengan spektrofotometer
l.    Dibuat perhitungan tabel ANAVA
m. Dibahas dan disimpulkan








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Tabel Pengamatan
Waktu
Perlakuan
Total

Glukosa 5%
Glukosa 5% + Infus daun tapak dara 20%
10
0,04
0,04
0,08
20
0,06
0,03
0,09
30
0,10
0,01
0,11
0,20
0,08
0,28
X
0,10
0,04









B.   Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk pengujian infus  dengan menggukan daun tapak dara (Catharantus rosesus) yang dapat menghambat transfor aktif glukosa pada usus hewan uji tikus putih
( Rattus norvegicus).
Transport adalah gerakan benda dalam system biologi khususnya terdapat kedalam dan keluar sel melalui lapiasan epitel. Tznspot aktif adalah transport yang menggunakan energi dan mengeluarkan, memasukan ion atau mulekul melalui selaput membran dengan bantuan caner.
Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun tapak dara memiliki potensi yang sangat baik untuk mendukung kadar gula normal tubuh. Selain itu juga untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun tapak dara maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi.
Dalam percobaan ini digunakan ileum karena pada usus bagian ini merupankan tempat terjadinya penyerapan makanan yang paling bagus , digunakn RL karena cairan ini membantu glukosa dalam melewati membran sel.
Adapun jenis-jenis  transport membran antar lain:
1.    Transport aktif adalah transport yang  menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion dan  molekul yang tidak dialami dalam lipid sehingga membutuhkan carier.
2.    Transport pasif yaitu transport yang dapat larut dalam livid sehingga tidak membutuhkan carier dapt melewati membrand berdasarkan perbedaan konsentrasinya
3.    Transport dipermudah yaitu transport yang menggunakan carier dan tidak menggukan ATP
4.    Transport konvektif yaitu transport melalui pori dan hanya senyawa yang diameternya lebih kecil dari diameter  pori membrand sehingga terjadi transport ini.
5.      Penggunaan RL dalam praktikum ini karena konsentrasi cairan RL sama dengan cairan dalam tubuh. Selain itu RL berfungsi sebagai carrier atau pembawa, sedangkan glukosa tidak mudah melewatimembran, oleh karena itu harus dibantu dengan carrier.
Pada percobaan ini usus yang digunakan adalah usus halus dimana yang digunakan adalah ilewum. Pada menit ke10 nilai / hasil yang diperoleh dengan menggunakan glukosa 5% adalah 0.04 sedangkan perlakuan dengan menggunakan glukosa 5% + sampel daun tapak dara (Catharantus roseus) adalah 0,04. Pada menit ke20 hasil dengan menggunakan  glukosa adalah 0,06 sedangkan pada hasil glukosa 5% + sampel daun kelor adalah 0,03. Pada menit ke30 hasil dengan menggukan glukosa adalah 0,10 sedangkan perlakuan glukosa 5% + sampel daun kelor adalah 0,01.
Adapun hasil yang diperoleh F hitung dari glukosa adalah 4, sedangkan hasil dari f tabel untuk 0,05 adalah 7,71 dan untuk  0,01 adalah 21,20
Pada hasil perhitungan table ANAVA, Fhitung lebih kecil dari pada F tabel yang berarti data yang diperoleh bnonsignifikan atau tidak berbeda nyata.














BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan hasil pengamatan , maka dapat disimpulkan bahwa:
1.  Tansport aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energy ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (Pompa ion).
2.   Faktor hitung dari glukosa adalah sebesar 4 sedangkan faktor tabel untuk 0,05 = 7,71 dan 0,01 = 21,20. Hal ini berarti faktor hitung lebih kecil daripada faktor tabel (nonsignifikan = tidak berbeda nyata) artinya daun tapak dara (Catharantus roseus) dapat menghambat transport aktif glukosa, hal ini dapat dilihat dan dinilai di distribusi F hitung.
3.   Dalam percobaan digunakan infus daun tapak dara (Catharantus roseus) yang berkhasiat mengatasi tekanan darah tinggi, kencing manis (Diabetes mellitus),Malaria, Kanker,dll.Komponen anti kanker yaitu alkaloid seperti Leurocristin Leurosin, Alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah).
4.   Cara penggunaan daun tapak dara (Catharantus roseus) sebagai obat Kencing manis (Diabetes mellitus) yaitu daun tapak dara (Catharantus roseus) segar sebanyak 15 gram direbus dalam 5 gelas air sampai tersisa 2 gelas,setelah dingin kemudian disaring, lalu hasilnya diminum dua kali sehari pagi dan sore.
B. Saran
1.  Asisten                      
                        Metode pengajarannya terlalu cepat sehingga membuat kami kurang mengerti akan materi yang disampaikan.
2.  Laboratorium                       
                 Alat – alat yang ada dilaboratorium masih kurang seperti spektrofotometer, aerator dan statif.











DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. “Tanaman Obat Tradisional”. (Online).http:// Schrid.com.
Anonim.2012. “Teori Transport Aktif” (Online), http:hoiru.blog.co.id. diakses 18 januari 2012.
Dirjen POM,1979. “Farmakope Indonesia Edisis III”. Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Riandom.H.2007. “Sains Biologi 2”. Pt. Tiga serangkai : Yogyakarta
Malole.M.1989. “Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. IPB
Setiadi, 2007. “Anatomi dan Fisiologi Manusia Untuk Paramedis”. Penerbit. Swadaya : Yogyakarta
Syaifuddin.2006. “Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan”. EGC : Jakarta
Pearce. Evelyn.2008. “Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis”. Penerbit Buku. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Setiawati.2007. “ Biologi Interaktif”. Aela Prese : Jakarta
Trubus,A. 2008. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I”. Jakarta





LAMPIRAN

A.   SKEMA KERJA
Tikus Putih ( Rattus norvegicus )

Dibius dengan kloroform

Perut hewan uji dibedah

Diambil usus halusnya ( bagian ileum ) 5 – 10 cm sebanyak 2 potong

Dikeluarkan kotorannya lalu dicuci dengan RL


Diisi glukosa 5%                              glukosa 5% +  infuse daun tapak dara



Kedua usus ileum diikat kedua ujungnya dengan benang wol
 

Dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi RL,
aerator dan lampu spiritus dinyalakan

Jika suhu tepat 36 – 37 0C lampu spiritus dimatikan, aerator tetap dinyalakan

Pada menit ke 10, 20, 30, aerator dimatikan dan dispoit larutandidalam gelas kimia masing – masing sebanyak 3 ml

Dimasukkan kedalam vial

Dihitung kadar glukosanya menggunakan spektrofotometer
 

Perhitungan table ANAVA











B.   Gambar Pengamatan

Keterangan :
1.    Bunsen
2.    Benang wol
3.    Gelas kimia
4.    Termometer
5.    Ringer laktat
6.    Statif
7.    Glukosa 5%
8.    Glukosa5% + sampel daun tapak dara (Catharantus roseus)
9.    Kaki tiga
C. Perhitungan
1.  Hasil pengamatan transport aktif glukosa dengan menggunakan metode RAL (Rancangan acak lengkap) dengan ANAVA (ANALIS OF VARIES)
1.    Perhitungan derajat bebas (db)
Db total          = total banyaknya pengamatan -1
                        = ( 2x3) -1
                         = 5
Db perlakuan                        = banyaknya perlakuan -1
                        `= 2-1
                        = 1
Db galat / kekeliruan           = db total – db perlakuan
                                    = 5-1
                                = 4
2.    Perhitungan jumlah kuadrat (JK)
a.  JK total      =(0,04)2+(0,04)2+(0,06)2+(0,03)2+(0,10)2+(0,01)2
             = 0,0016+0,0016+0,0036+0,0009+0,01+0,0001
     = 0,0178
b.  JK rata-rata            =         (total jumlah)2
             Total banyaknya perlakuan
                         =   (0,28)2
                        6
                                    = 0,0130
c.  JK perlakuan                    = Ƹ ( Jumlah perlakuan )2  - Jk rata-rata
            Banyaknya replikasi
            =     0,0130
=  0,0130
= 0,0024
d.  JK galat= JK Total – Jk Perlakuan – JK Rata-rata
= 0,0178 – 0,0130 – 0,0024
= 0,0024
3.  Perhitungan jumlah kuadrat total (JKT)
a.  JKT  perlakuan    =
                        =
= 0,0024
b.  JKT  galat              =
=
= 0,0006


4.    Perhitungan nilai distribusi  (Fhitung) atau (Fh)
Fh                                           =
                                    =
                                      = 4

Tabel ANAVA
Sumber variasi
DB
JK
JKT
Fn
F total
0,05
0,01
Rata-rata
1
0,0130




Perlakuan
1
0,0024
0,0024
4 *
7,71
21,20
galat
4
0,0024
0,0006




Keterangan :
 *  Fh <Ft (x = 0,05 – 0,01)  = nonsignifikan (tidak berbeda nyata)
**Fh >Ft (x - 0,05 - 0,01)   =  signifikan (berbeda nyata)