LABORATORIUM
BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
LAPORAN LENGKAP
ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
OLEH
:
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Saluran pencernaan makanan
menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan makanan untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan (mengunyah, menelan, dan penyerapan )
dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai keanus. Setiap
sel dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus menerus untuk bertahan
hidup. Makanan tersebut memberikan energy, menambah jaringan baru, mengganti
jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan
( Syaifuddin. 2009 ).
Selama
dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang
dapat diserap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat
makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai
cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
lainnya (Evelyn, 2008).
Sistem
pencernaan berfungsi untuk mengolah bahan makanan menjadi sari makanan yang
siap diserap tubuh. Proses pencernaan terjadi pada karbohidrat, protein, dan
lemak, sedangkan vitamin, mineral, serta air langsung diserap dan digunakan
oleh tubuh (Wijaya,2000).
Adapun
maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami anatomi dan
fisiologi sistm saluran pencernaan pada hewan uji tikus putih ( Rattus norvergicus )
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat dan mengamati anatomi dan
fisiologi system saluran pencernaan pada hewan uji tikus putih ( Rattus norvergicus )
Adapun
prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pada pembedahan hewan uji tikus
putih (Rattus norvergicus) yang telah
dibius
( anastesi ) kemudian diamati system
saluran pencernaannya dan dibandingkan dengan literature yang ada.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Teori Ringkas
Sistem pencernaan
berurutan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diproses oleh
tubuh. Makanan dalam arti “Biologis” adalah tiap zat atau bahan yang dapat
digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk membangun atau
memperoleh tenaga (Energi) bagi sel. Untuk dapat digunakan dalam metabolism,
maka makanan itu harus ke dalam sel (Irianto,kus.2005).
Fungsi utama system pencernaan adalah
menyediakan zat nutrisi yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk
didistribusikan kedalam sel melalui sirkulasi dengan unsure – unsure air,
elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan harus
bergerak sepanjang saluran pencernaan( Syafuddin. 2009 ).
Proses
pencernaan dibagi menjad dua yaitu :
a. Pencernaan
mekanis
Pencernaan mekanis yaitu proses
pengubahan molekul kompleks menjadi molekul sederhana secara mekanis, misalnya
penghancuran makanan dengan gigi atau oleh otot lambung.
b. Pencernaan
kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah proses
pengubahan senyawa organic yang ada dalam bahan makanan dari bentuk yang
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (Anonim,
2011).
Saluran pencernaan pada
manusia dimulai dari rongga mulut dan diakhiri oleh anus ( lubang pelepasan ).
Adapun alat – alat dari system pencernaan yaitu terdiri dari :
a.
Rongga Mulut
Rongga mulut dibagian depan
dibatasi oleh bibir, dibagian belakang oleh dinding faring posterior, dibagian
lateral selaput lender bukalis dan tonsil, dibagian atas palatum durum dan
palatum molle dan dibagian bawah oleh dasar mulut. Didalam rongga mulut terdapat
gigi, lidah dan kelenjar pencernaan yaitu berupa kelenjar ludah. Gigi dan lidah
berguna untuk memecahkan makanan secara mekanik. Kelenjar ludah menghasilkan
enzim ptyalin yang mencerna hidrat arang. Rongga mulut ( mouth cavity )
mempunyai panjang 15 – 20 cm dengan diameter 10 cm. Didalam mulut sudah mulai
terjadi proses penyerapan dengan mekanisme difusi pasif ( transport pasif ) dan
transport konvelisif ( pori ). Dalam mulut terdapat enzim ptyalin, maltase, dan
musin. Sekresi air ludah 500 – 1500 ml per hari dengan pH 6,4
b.
Faring
Daerah
faring merupakan persimpangan dari rongga mulut ke kerongkongan dan dari rongga
hidung ke tenggorok. Pada saat menelan makanan, maka lubang ke saluran napas
ditutup oleh anak tekak sehingga makanan akan terdorong ke kerongkongan.
c.
Esofagus
Esofagus merupakan organ
silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan diameter 2 cm. Esofagus
terletak posterior terhadap jantung dan trakea, anterior terhadap vertebrata,
setinggi C6 menembus diafragma sampai torakal 11.Saluran pencernaan sesudah
mulut adalah kerongkongan ( esophagus ). Esofagus adalah saluran yang terdapat
dibelakang rongga mulut yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Dinding
kerongkongan dibentuk oleh otot – otot melingkar yang bergerak tanpa kita sadari. Gerakannya
disebut gerak peristaltic, yaitu gerakan otot lingkar yang mengkerut – kerut
seperti meremas – remas sehingga makanan dapat masuk kedalam lambung. Esofagus
mempunyai Ph cairannya 5 – 6, tidak terdapat enzim maupun absorbs. Getah
lambung dihasilkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding lambung, dimana
dinding lambung menghasilkan asam lambung berupa asam klorida, pepsinogen,
rennin lipase lambung, dan mucin.
d.
Lambung ( Ventrikulus )
Lambung atau perut besar
merupakan organ yang terletak didalam rogga perut yaitu terletak disebelah kiri
atas, dibawah sekat rongga dada ( Diafragma ). Lambung merupakan sebuah kantong
muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen
dan di bagian depan pancreas dan limpa yang dibentuk oleh otot polos yang
tersusun secara memanjang. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang
karena adanya gerakan peristaltic, terutama didareah epigaster. Variasi dari
bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang
peristaltic tekanan organ lain dan postur tubuh. Lambung disebut juga gaster
yang panjangnya 20 cm dengan diameter 15 cm dan pHnya 1 – 3,5. Cairan lambung
yang disekresi sekitar 2000 – 3000 ml/hari. Kapasitas lambung kira – kira 1,2
liter dan bila kosong 100 liter.
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada pilorus dan berakhir pada sekum, panjangnya sekitar 6 meter dan merupakan
saluran pencernaan yang paling panjang. Usus halus merupakan kelanjutan dari
saluran pencernaan setelah lambung. Bentuk dan susunannya berupa pipa kecil
yang berkelok – kelok didalam rongga perut diantara usus besar dan dibawah
lambung. Makanan dapat masuk karena adanya gerakan yang memberikan permukaan
yang lebih luas. Banyaknya jonjot – jonjot pada tempat absorbsi memperluas
permukaannya. Usus halus terdiri dari usus dua belas jari ( duodenum )
panjangnya sekitar 25 cm dengan diameter 5 cm dan pHnya 6,5 – 7,6, usus kosong
( jejunum ) panjangnya 300 cm diameter 5 cm dengan pH 6,3 – 7,3, usus
penyerapan ( ileum ) panjangnya 300 cm diameter 2,5 – 5 cm dengan pH 6,3 – 7,3.
Usus halus sebagai sistem pencernaan secara enzimatis menghasilkan enzim –
enzim yang diantaranya erepsin, maltase, sukrosa, dan laktase.
f.
Usus
besar ( Intestinum mayor )
Usus besar merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau
berdiameter besar dengan panjang 1,5 – 1,7 meter dan penampang 5 – 6 cm. Usus
besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik
dan mengelilingi usus halus dari valvula ileoskalis sampai keanus. Usus besar
terdiri dari 3 bagian yaitu cecum, colon, dan rektum. Lapisan – lapisan usus
besar terbagi atas beberapa kolon yaitu asendens, transversum, desendens, dan
sigmoid.
g.
Regtum
Regtum terletak dibawah kolon signoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pullvis didepan os sakrum
dan os koksigis. Regtum panjangnya 15 – 19 cm, diameter 2,5 cm dengan pH 7,5 –
8,0
h.
Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan regtum dengan
bagian luar atau sebagai tempa keluarnya feses (Anonim,2013).
B.
Uraian Bahan
1. Alkohol (Depkes RI 1979, Hal 65 )
Nama resmi :
AETHANOLUM
Nama lain :
Etanol, alkohol
Rumus molekul :
C2H6O
Pemerian: Cairan tidak
berwarna, jernih mudah menguap dan
mudah terbakar dengan memberikan nyala
api biru yang tidak berasap
Kelarutan : Sangat mudah
larut dalam air, dalam kloroform p dan
dalam eter p
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :
Zat tambahan
2.
Eter ( Depkes RI 1979, Hal 66)
Nama
resmi : AETHER
ANASTETICUS
Nama
lain : Eter
Anastesi
Rumus
molekul : C4H10O
Berat
molekul : 711,12
Pemerian :
Cairan transparan, tidak berwarna, bau khas, rasa manis, dan membakar, sangat
muda menguap dan membakar.
Kelarutan : Larut dalam air,
dapat campur dengan etanol, kloroform, minyak lemak dan minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Anastesi umum.
3. Kapas (Depkes RI 1979, Hal 277 )
Nama resmi :
GOSSYPIUM DEPURATUM
Nama lain :
Kapas murni
Pemerian :
Hampir tidak berbau, praktis tidak berubah
Kelarutan : Praktis tidak dalam pelarut basa,larut dalam larutan
tembaga ( II ) klorida
amonia p
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Pembalut
C.
Uraian Hewan Uji
Tikus Putih ( Rattus norvegicus )
1. Klasifikasi Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) ( Anonim. 2013 )
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Class :
Mamalia
Ordo :
Rodentia
Sub ordo :
Seluroanathi
Family :
Muridae
Genus :
Rattus
Species :
Rattus norvegicus
2. Karakteristik Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) ( Malole. 1989 )
Berat badan dewasa
Jantan :
450 – 520 gram
Betina :
250 – 300 gram
Berat lahir :
5 – 6 gram
Luas permukaan tubuh :
50 gram : 130 cm2
130 gram : 250 cm2
Temperatur tubuh :
35,9 – 37, 5 0C
Harapan hidup :
2,5 – 3,5 tahun
Konsumsi makanan :
10 gram/100 gram/hari
Konsumsi air minum :
10 – 12 ml/100 gram/hari
Saat dikawinkan
Jantan :
65 – 110 hari
Betina :
65 – 110 hari
Lama kebuntingan :
21 – 23 hari
Jumlah anak perkelahiran :
6 – 12 ekor
Umur sapih :
20 hari
Komposisi air susu :
Lemak 13,0 %
Pidern 9,7 %
Laktosa 3,2 %
Jumlah pernapasan :
0,68 – 1,10 ml/gram/hari
Penggunaan oksigen :
250 – 450 menit
Petak jantung :
54 – 70 ml/kg
Volume darah :
84 – 134/60 mmHg
Tekanan darah :
7 – 10 x 106/mm
Butir darah merah :
36 – 48 %
Hemotokrit :
11 – 18 mg/dl
Hemoglobin :
6 – 17 x 103/mmHg
3.
Morfologi
Tikus Putih ( Rattus novergicus ) (
Malole.1989 )
Tikus atau rat ( Rattus
novergicus ) telah diketahui sifat – sifatnya dengan sempurna, mudah
dipelihara, merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam
penelitian. Terdapat beberapa galur atau varietas tikus yan memiiki kekhususan
tertentu antara lain galut spraguk-dowly. Berwarna albino putih, berkepala
kecil dan ekornya lebih panjang daripada badannya; galur wister ditandai dengan
kepala besar dan ekor yang lebih pendek, dan galur long-evans yang lebih kecil
daripada tikus putih dan memiliki warna hitam pada kepala dan tubuh bagian
depan.
BAB III
METODE
KERJA
A.
Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
a. Gelas kimia
b. Gunting bedah
c. Handscoen
d. Jarum pentul
e. Lap
halus, lap kasar
f. Masker
g. Papan bedah
h. Pinset
i. Pisau
bedah (Bisturi)
j. Timbangan
analitik
2. Bahan yang digunakan
a. Alkohol
b. Eter
c. Kapas
d. Larutan
Ringer Laktat (RL)
e. Tikus putih (Rattus
norvegicus)
f. Tissue
B.
Cara Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dibius tikus putih (Rattus
norvegicus) dengan cara dimasukan kedalam gelas kimia yang berisi kapas
yang telah dibasahi dengan kloroform lalu gelas kimia di tutup.
c. Diletakan tikus putih (Rattus norvegicus) diatas papanbedah dengan cara keempat kakinya
direntangkan dan ditusuk menggunakan jarum pentul.
d. Dibedah tikus putih dengan menggunakan pisau bedah hingga
terlihat organ system saluran cernanya
e. Diamati system saluran pencernaanya
f. Difoto dan digambar
g. Dibandingkan dengan sistem pencernaan pada manusia yang
ada pada literatur
BAB IV
HASIL DANPEMBAHASAN
A.
Gambar sistem pencernaan pada tikus putih (Rattus norvegicus)
Keterangan :
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Gaster
5. Duodenum
6. Usus
Besar
7. Usus
Halus
8. Rektum
9. Anus
B.
Pembahasan
Pada percobaan anatomi dan fisiologi
sistem pencernaan digunakan
tikus putih (Rattus norvegicus) sebagai hewan uji, karena saluran pencernaan hampir
sama dengan manusia tetapi yang membedakannya hanya ukurannya saja. Susunan
pencernaan pada manusia maupun tikus putih (Rattus
norvegicus) yaitu dimulai dari mulut faring
esofagus
lambung/gasterusus halususus besarrektum anus.
Mulut didalamnya
terdapat gigi, rahang lidah, bibir, enzim-enzim yang berupa amilase yaitu
mengubah tepung menjadi maltosa dan polisakarida. Pada mulut, rongga mulut
mempunyai panjang 15-20 cm, diameter 25 cm dan pH 6,4.
Makanan yang sudah dihancurkan
yang berupa butir-butir kecil didorong masuk ke kerongkongan kemudian
diteruskan kelambung. Panjang kerongkongan pada manusia 25 cm dengan diameter
2cmdi dalam kerongkongan tidak terjadi absorbsi dan tidak terdapat enzim.
Lambung adalah
bagian dari saluran pencernaan yang terletak dibawah diafragma didepan
pankreas. Panjang lambung pada manusian 20cm. Pada lambung terdapat 3 mekanisme
absorbsi yaitu difusi aktif, difusi pasif, dan transpor. Konvertif dan terdapat
tiga enzim yaitu pepsin, lipase, renin serta cairanlain yaitu asam lambung.
Fungsi lambu adalah untuk menerima makanan, menghancurkan makanan dan pering
adalah untuk menerima makanan dan peristaltik lambung, getah lambung.
Pada lambung
menghubungkan usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
Duodenum panjangnya sekitar 25cmdiameter 5cm dan untuk ileum panjangnya 300cm
diameter 25–5cm fungsi usus halus yaitu menerima mengabsorbsi.
Usus besarmerupakan
saluran penceraan beupa usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan
panjang 1,5-1,7 m dan penampang 5-6 cm. Usus besar paa umumnya terdiri atas
usus besar ascending(menaik), transfers(melintang), decending(menurun), dan
berakhir pada rectum yaitu bagian berotot yang mengeluarkan kotoran melalui
anus. Usus besar tidak memilki villi sehingga tidak terjadi penyerapan
sari-sari makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses menjadi lebih
padat. Pada kolon juga terjad proses pembusukan sisa pencernaan (yang tidak
dapat diserap usus halus) oleh bakteri Escherichia
coli yang menghasilkan gas H2S, NHS,indole,skatole, dan vitamin K(berperan
dalam proses pembekuan darah).
Rektum
merupakanpenyimpanan sisa makanan atau hasil metabolisme yang tidak diperlukan
lagi oleh tubuh kemudian dikeluarkan melalui anus berupa feses atau kotoran.
Rektum mempunyai
panjang 15-19cm dan diameternya 2,5cmdan absorbsinya yaitu difusi pasif,
transpor konvektif, dan pinositosis, anus merupakan tempat dikeluarkannya feses
yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh.
Adapun faktor-faktor kesalahan pada saat
praktikum adalah :
1. Kesalahan
dalam pembiusan
2. Kurag
teliti dalam pembedahan
3. Alat
yang digunakan tidak steril
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan tikus
putih putih (Rattus norvegicus) baik bentuk, warna dan letaknya tetapi yang membedakan
yaitu ukurannya, pada manusia organ pencernaannya lebih
besar dari pada organ pencernaan hewan uji Tikus Putih (Rattus
norvegicus).
2. Sistem
pencernaan terdiri dari :
a. Mulut panjangnya kira-kira 15-20cm dan diameter 10cm, pH
6,4 dalam mulut terdapat enzim ptyalin berfungsi mengkonversi pati menjadi
gula, enzim amylase berfungsi mengubah pati menjadi gula larut serta enzim
Buraine berfungsi menjaga keseimbangan cairan sel sebagai osmolytes.
b. Esofagus panjangnya 25cm dan diameter 2cm pH 5–6, dalam
esophagus tidak terdapat enzim.
c. Lambung panjangnya 20cmdan diameter 15cm pH 1-3,5, dalam
lambung terdaapat enzim pepsin berfungsi mengubah protein menjadi peptone,
Lipase berfungsi mengubah triglisarida menjadi asam lemak, Amilase berfungsi
memecah karbohidrat, juga terdapat getah lambung getah lambung berupa HCl yang diproduksi oleh sel-sel mukosa serta enzim Renin
berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kosein (Protein susu).
d. Usus halus terdiri dari dudenum panjangnya 25cm, diameter
5cm pH 6,5-7,6. Jejunum panjangnya 300cm dan diameter 5cm pH 6,3-7,3. Ileum
panjangnya 300cm dan diameter 2,5-5 pH 6,3-7,3, dalam usus halus terdapat enzim
sukrase berfungsi mengkonversi sukrosa disakarida dan monosakarida , enzim
Maltase berfungsi mengkonversi maltose menjadi sukrosa dan enzim lactase
berfungsi mengkonversi laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
e. Usus
besar mempunyai diameter besar dengan panjang 1,5 - 1,7 meter dan penampang 5 –
6 cm. berfungsi menyerap air dari makanan, sebagai tempat tinggal bakteri
E.Coli dan tempat feses.
f. Rektum
mempunyai panjang 15 – 19 cm, diameter 2,5 cm. Terletak. Pada rectum tidak
terdapat enzim.
g. Anus,
bagian dari organ pencernaan yang berhubungan langsung dengan dunia luar dimana
juga tidak terdapat enzim.
B.
Saran
1.
Asisten
Metode pengajarannya terlalu cepat sehingga membuat kami kurang mengerti akan
materi yang disampaikan. Dan asistennya kurang on time.
2. Laboratorium
Alat – alat yang ada dilaboratorium masih kurang,
seperti statif, spektrofotometer, dan aerator.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.http : //
Privalast.blogspot.com/10/ Sistem-pencernaan-pada manusia. html.
Anonim. 2012. http//id.wikipedia.org.wiki.Diakses tanggal
22/12/2012
Anonim.2013. http :// smakita.com/07/
Fungsi-organ-sistem-pencernaan-manusia. html.
Dirjen
POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen KesehatanRepublik
Indonesia : Jakarta
Evelyn.2008.
“Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis”. Media Pustaka Utama.
Irianto,kus.2005.
“Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis”. Yrama Widya
Malole.
1989. Penanganan Hewan – Hewan Percobaan Dilaboratorium.
Institusi Pertanian Bogor : Bogor
Syafuddin.
2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Salemba Medika Press
: Jakarta
Wijaya.2000.
“Aktif Biologi”. Ganeca.
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
Tikus Putih ( Rattus norvergicus )
Dibius dengan Eter
Dibedah perut tikus putih ( Rattus norvergicus )
Diamati sistem pencernaan
Digambar
Dibandingkan
dengan system pencernaan manusia yang terdapat pada literature
Pembahasan
Kesimpulan
Foto Hasil Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Keterangan :
1. Mulut
2. Esofagus
3. Faring
4. Gaster
5. Duodenum
6. Usus
Besar
7. Usus
Halus
8. Rektum
9. Anus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar