LABORATORIUM
BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
LAPORAN LENGKAP
PENGHAMBAT
TRANSPOR AKTIF GLUKOSA
OLEH
:
KELAS : O-12
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Makanan adalah salah satu
kebutuhan esensial tubuh. Substansi yang dapat berfungsi sebagai makanan untuk
tubuh adalah substansi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembakaran,
pembangun untuk memperbaiki jaringan rusak dan pertumbuhan jaringan (Syaifuddin,
2006).
Karbohidrat merupakan sumber
energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17 kilo joule)
energi pangan per gram. Pemisahan karbohidrat mislanya pati. Karbohidrat
merupakan senyawa yang paling melimpah dibumi, dan memiliki berbagai fungsi
dalam tubuh makhluk hidup terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati, tumbuhan, dan glikogen pada hewan) dan materi
pembangunan (misalnya selulosa, pada tumbuhan, kisin pada hewan dan jamur).
Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi
karbohidrat (Anonim,2010).
Fungsi membrane sel antara lain
sebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan itu memungkinkan sel untuk
memperoleh PH yang sesuai dan konsentrasi zat-zat menjadi terkendali. Sel juga
dapat memperoleh masuknya zat-zat yang tidak diperlukan semua pengontrolan itu
bergantung pada transport lewat membran (Setiadi, 2007).
Senyawa kimia tersebut dapat
berbentuk anorganik bermuatan positif seperti kalium, natrium, magnesium,
kalium atom yang bermuatan negative seperti klorida, bikarbonat, fosfair, dan
sulfat (Tim Dosen, 2013)
Metabolisme sebaiknya untuk kegiatan-kegiatan
sel beberapa bahan makanan diserap digunakan oleh sel sebagai bahan bakar. Bila
makanan dipecahkan (metabolisme). Energi yang disimpan didalamnya keluar
digunakan oleh sel sebagai panas sekresi kelenjar gerak kegiatan saraf
anabolisme dan katabolisme merupakan kegiatan keseluruhan dari sel kedua proses
ini sekaligus disebut metabolisme eksresi bahan buangan hasilproses katabolisme
dari sel masuk cairan interstisial
(Tim
Dosen. 2012)
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui dan memahami pengujian pada suatu sampel daun tapak dara
(Catharantus roseus) yang
dapat menghambat transpor aktif glukosa halus (ileum).
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji
efek infus sampel daun tapak dara (Catharantus roseus) 2% dan mengamati efeknya terhadap
penghambatan transport aktif glukosa dalam usus halus pada hewan uji.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan
pada percobaan terhadap efek sampel tapak dara (Catharantus roseus) dalam usus
halus hewan uji yang direndam dalam larutan RL (Ringer laktat) yang telah
dikondisikan dengan suhu dan tekanan dalam tubuh dan diberi suplay oksigen
(Aerator) pada menit 10’, 20’, dan 30 dihitung kadar glukosanya dengan
spektrofotometri pada panjang gelombang 456 nm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Ringkas
Transport aktif adalah pengangkutan untuk membran dengan menggunakan
energy ATP. Melihatkan pertukaran ion Na+ dan dan K+ (pompa
ion) serta protein kontranspor yang akan membentuk ion Na+ bersama
molekul seperti asam amino dan gula (Anonim, 2010).
Pertukaran cairan dalam jaringan, cairan dalam plasma berada dibawah
tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan interstisik, oleh karena
itu cairan itu condong untuk keluar dan pembuluh kapiler. Akan tetapi didalam
plasma ada protein, sedangkan cairan intersitisil tidak mengandung itu, protein
plasma ini mengeluarkan tekanan osmotic (Evelyn,2008).
Perpindahan molekul atau ion melewati membrane ada dua macam yaitu
transport aktif dan transport pasif :
1. Transport Aktif
Perpindahan
molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel perpindahan molekul tersebut
terjadi secara spontan dan konsentrasi tinggi terendah, jadi perjalanan itu
terjadi secara spontan.
2. Transport Pasif
Perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energy dari sel,
perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi, contoh
transport aktif adalah pompa natrium (Na), kalium (k+), endositosis
dan elisositosis (Riandom, 2007).
Membran
sel merupakan pintu gerbang keluar masuknya zat dari dan dalam sel. Membrane
sel bersifat semupermiabel sebab hanya dapat dilalui oleh air dan molekul gas.
Membran sel ini juga dikatakan bersifat deferensial karena membran sel dapat
dilalui oleh zat-zat tertentu, sedangkan zat lainnya ditahan, misalnya glukosa,
asam amino, asan lemak, dan gliserol (Setiadi, 2007).
Transport
aktif merupakan perpindahan zat dari larutan berkonsentrasi rendah (hiportonis)
dan kelarutan berkonsentrasi tinggi (hipertenis) molekul membrane selektif
permiabel. Dengan kata lain transport aktif terjadi dengan cara melawan
gradient konsentrasi untuk itu diperlukan energy berupa ATP contoh transport
aktif antara lain pada pompa ion Na+ dan K+. Pada pompa
ion-ion Na+ yang dalam sel dapat hidup normal karena konsentrasinya
lebih tinggi diluar sel ion-ion Na+ dari dalam sel dengan cara
transport aktif (Riandam, 2007).
Pada
transport aktif diperlukan energy dari dalam sel. Transport aktif sangat
diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul kecil dalam sel.
Transport aktif berhenti jika didinginkan pada suhu 2-40c, ada racun
atau kehabisan energi (Setiawati, 2007).
Mekanisme transpor membran dalam
farmakologi selanjutnya disebut mekanisme absorbsi obat. Absorbsi adalah
perpindahan molekul obat dari tempat absorbsi menuju sirkulasi darah, sirkulasi
dari tempat fisiologi transpor hanya dibedakan transpor difusi (transpor pasif)
transpor aktif dan pinositosis.
Asam
organic lemah atau basa organic lemah dalam medium air akan berdisosiasi
menjadi bagian molekul dan bagian ion. Bagian molekul akan larut dalam lipid
dan bagian ion akan larut dalam air. Senyawa organic atau senyawa obat asam
lemah, pada umumnya pKa rendah, dalam lingkungan pH ( lambung pH 1 – 3 ) lebih
banyak dalam bentuk molekul ( bentuk utuh, bentuk tak terdisosiasi ), sedangkan
dalam lingkungan pH lebih tinggi ( usus halus
pH 6,3 – 7,6 ), lebih banyak dalam bentuk ion daripada bentuk molekul
Absorbsi adalah berpindahnya molekul obat dari tempat absorbs menuju
kesirkulasi darah ( Tim Dosen. 2012 )
Transpor difusi atau
transpor pasif (transpor sederhana) senyawa yang larut lipid dapat melalui
membran berdasarkan konsentrasi (gradein konsentrasi) senyawa di sebelah luar
dan didalam membran ini adalah senyawa yangbagaikan mengalir begitu saja.
Transpor pasif ini terutama sangat dipengaruhi oleh kelarutan senyawa dalam
lipid pada saah pH lingkungan absorbsi, konsentrasi zat sebelah dalam membran (
Anonim. 2012 ).
B.
Uraian
Bahan
1. Aquadest
(Depkes RI 1979, hal 96)
Nama
resmi :AQUA
DESTILLATA
Nama lain :
Air suling
Berat molekul :
18.02
Rumus molekul :
H2O
Pemerian : Cairan jernih,
tidak berwarna, Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2. Eter
(Depkes RI 1979, hal 66)
Nama resmi :
AETHER ANASTAETICUS
Nama lain :
Eter
Berat molekul :
74,12
Rumus molekul : C4H10O
Pemerian :
Cairan transparan, tidak
berwarna, bau khas, rasa manis dan sangat menguap
Kelarutan :
Larut dalam 10 bagian air
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Anastesi umum
3. Glukosa
(Depkes RI 1979, hal 290)
Nama resmi :
GLUKOSA INJECTION
Nama lain :
Injeksi glukosa
Pemerian :
Larutan jernih, tidak
berwarna
Komposisi
glukosa 5% :
Setiap
1000 ml larutan mengandung glukosa C6 H12 C6 2H2O 50 gram
4. Ringer
Laktat (Depkes RI 1979, hal 404)
Nama resmi :
NATRII CHLORIDI INFUDI BILLUM
Nama lain :
Injeksi laktat
Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna.
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal
Kegunaan :
Infus interafenus
Komposisi
Ringer Laktat:Setiap 1000 ml larutan, Natrium
laktat C3H2 NaO3 31 gram, Natrium
klorida NaCl 6,0 gram, Klalium klorida KCl 0,3 gram, Kalsium klorida COCl2-2H2O
0,2 gram,Air untuk injeksi ad 100 ml
C. Uraian Hewan Uji Tikus Putih (Rattus norvegicus)
1.
Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus) ( Anonim. 2012 )
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mamalia
Ordo :
Rodentia
Family : Muridae
Genus :
Rattus
Spesies :
Rattus norvegicus
2. Karakteristik
Tikus Putih (Rattus novergicus) ( Malole. 1989 )
Lama hidup :
2-3 tahun
Lama hamil :
20-22 hari
Kawin sesudah beranak : 1-24 jam
Umur disapih :
21 hari
Umur dewasa :
40-60 hari
Umur dikawinkan : 10 minggu
Siklus kelamin : Poliestru
Ovulasi :
8-11 jam sesudah timbul estrus
Siklus estrus :
4-5 hari
Lama estrus :
9-20 jam
Perkawinan :
pada waktu estrus
Jumlah anak :
rata-rata 9-20 ekor
Puting susu : 12
puting, 3 pasang didaerah dada
Kawin kelompok :
3 betina dengan jantan
3. Morfologi
Tikus Putih (Rattus norvergicus) ( Malole. 1989 )
Tikus putih merupakan hewan pengerat. Tikus putih (Rattus norvergicus)
sering digunakan sebagai hewan percobaan atau digunakan untuk penelitian.
Dikarenakan tikus putih adalah hewan yang memiliki kelas mamalia, sehingga
kelengkapan organ kebutuhan nutrisi, mamalia, metabolisme, biokimianya, sistem
reproduksi, pernapasan, peredaran darah serta eksresi menyerupai manusia.
D. Uraian Sampel
1. Klasifikasi sampel tapak dara (Catharantus roseus)
(Anonim,2000)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentiana
Family :
Apocynaceae
Genus :
Catharanrus
Species :Catharantus roseus.
2. Morfologi tapak dara (Catharantus roseus) (Trubus,A.
2008)
Tapak dara Batang berkayu (lignosus),
tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan
simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.
Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal
(imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk
panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah
tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah
setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti
lobak.
Perbanyakan bisa secara
generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah
maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai
tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
BAB
III
METODE
KERJA
A. Alat dan bahan
1.
Alat yang digunakan
a. Aerator
b. Benang
wol
c. Gelas
kimia
d. Gunting
bedah
e. Jarum
pentul
f. Lampu
spiritus
g. Lap
halus
h. Lap
kasar
i. Papan
bedah
j. Pipet
tetes
k. Pinset
l. Pisau
bedah
m. Spektrofotometer
n. Spoit
o. Statif
p. Stopwatch
q. Termometer
r. Timbangan
s. Vial
2. Bahan
yang digunakan
a. Aquadest
b. Daun tapak dara (Catharanthus roseus)
c. Eter
d. Korek api
e. kapas
f. Larutan
glukosa 5%
g. Tikus
putih (Rattus norvegicus)
h. Ringer
laktat
i. Tissue
rol
B. Cara kerja
1. Pembuatan
infus daun tapak dara
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Diambildaun tapak dara yang sebelumnya dibersihkan
terlebih dahulu.
c.Ditimbang
daun tapak dara kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia lalu diberi aquadest
hingga terensam.
d. Dimasukkan gelas kimia tersebut kedalam panic untuk dipanaskan
hingga 900C selama 15 menit sehingga
semua permukaan simplisia basah lalu dilakukan volumenya sampai 10 ml dengan
aquadest.
2. Penyiapan
hewan uji
a. Dipilih
tikus putih yang memenuhi kriteria untuk
digunakan sebagai hewan uji
b. Tikus
putih ditimbang dan
dibedah
3. Prosedur
kerja penghambatan transpor
aktif glukosa
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Perut
hewan uji dibedah menggunakan pisau bedah
c. Diambil
usus halus bagian ileum sepanjang 5-10 cm diambil
sebanyak
2 potong
d. Dikeluarkan
kotorannya lalu dicuci dengan RL
e. Usus
bagian ileum yang pertama diisi dengan glukosa 5% dan usus bagian ileum yang
kedua diisi dengan glukosa dan ditambahkan dengan infus daun tapak dara
f.
Kedua ujung usus ileum
diikat dengan benang wol
g. Dimasukkan
ke dalam gelas kimia yang berisi RL, aerator dan lampu spiritus dinyalakan
h. Jika
suhu tepat 360C-370C lampu spiritus dimatikan dan aerator
dinyalakan
i.
Pada menit 10,20,30, aerator
dimatikan dan dispoit larutan tadi ke dalam gelas kimia masing-masing sebanyak
3 ml
j.
Dimasukkan ke dalam vial
k. Diukur
dengan spektrofotometer
l.
Dibuat perhitungan tabel
ANAVA
m. Dibahas
dan disimpulkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
Waktu
|
Perlakuan
|
Total
|
|
Glukosa 5%
|
Glukosa
5% + Infus daun tapak dara 20%
|
||
10
|
0,04
|
0,04
|
0,08
|
20
|
0,06
|
0,03
|
0,09
|
30
|
0,10
|
0,01
|
0,11
|
|
0,20
|
0,08
|
0,28
|
X
|
0,10
|
0,04
|
|
B.
Pembahasan
Percobaan
ini dilakukan untuk pengujian infus
dengan menggukan daun tapak dara
(Catharantus rosesus) yang dapat menghambat transfor aktif
glukosa pada usus hewan uji tikus putih
( Rattus
norvegicus).
Transport
adalah gerakan benda dalam system biologi khususnya terdapat kedalam dan keluar
sel melalui lapiasan epitel. Tznspot aktif adalah transport yang menggunakan
energi dan mengeluarkan, memasukan ion atau mulekul melalui selaput membran
dengan bantuan caner.
Dari hasil analisa
kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun tapak dara memiliki potensi yang
sangat baik untuk mendukung kadar gula normal tubuh.
Selain itu juga untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun
tapak dara maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi.
Dalam
percobaan ini digunakan ileum karena pada usus bagian ini merupankan tempat
terjadinya penyerapan makanan yang paling bagus , digunakn RL karena cairan ini
membantu glukosa dalam melewati membran sel.
Adapun jenis-jenis transport membran antar lain:
1.
Transport aktif adalah
transport yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan dan memasukkan ion dan
molekul yang tidak dialami dalam lipid sehingga membutuhkan carier.
2. Transport
pasif yaitu transport yang dapat larut dalam livid sehingga tidak membutuhkan
carier dapt melewati membrand berdasarkan perbedaan konsentrasinya
3. Transport dipermudah yaitu transport yang menggunakan carier dan tidak
menggukan ATP
4. Transport
konvektif yaitu transport
melalui pori dan hanya senyawa
yang diameternya lebih kecil dari
diameter pori membrand sehingga terjadi
transport ini.
5.
Penggunaan
RL dalam praktikum ini karena konsentrasi cairan RL sama dengan cairan dalam
tubuh. Selain itu RL berfungsi sebagai carrier atau pembawa, sedangkan glukosa
tidak mudah melewatimembran, oleh karena itu harus dibantu dengan carrier.
Pada percobaan ini usus yang digunakan adalah
usus halus dimana yang digunakan adalah ilewum. Pada menit ke10 nilai / hasil
yang diperoleh dengan menggunakan
glukosa 5% adalah 0.04 sedangkan perlakuan dengan
menggunakan glukosa 5%
+ sampel daun tapak dara (Catharantus
roseus) adalah 0,04.
Pada menit ke20 hasil dengan menggunakan
glukosa adalah 0,06
sedangkan pada hasil glukosa 5% +
sampel daun kelor adalah 0,03.
Pada menit ke30 hasil dengan menggukan glukosa adalah 0,10 sedangkan perlakuan glukosa 5% + sampel daun kelor adalah
0,01.
Adapun hasil yang diperoleh F
hitung dari glukosa adalah 4, sedangkan hasil dari f tabel untuk 0,05 adalah
7,71 dan untuk 0,01 adalah 21,20
Pada
hasil perhitungan table ANAVA, Fhitung lebih
kecil dari pada F tabel yang berarti data yang diperoleh bnonsignifikan atau
tidak berbeda nyata.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
perhitungan hasil pengamatan , maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tansport aktif adalah pengangkutan lintas membran
dengan menggunakan energy ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+
(Pompa ion).
2.
Faktor
hitung dari glukosa adalah sebesar 4
sedangkan faktor tabel untuk 0,05 = 7,71 dan 0,01 = 21,20. Hal ini berarti
faktor hitung lebih kecil daripada faktor tabel (nonsignifikan = tidak berbeda
nyata) artinya daun
tapak dara (Catharantus roseus) dapat menghambat transport aktif glukosa,
hal ini dapat dilihat dan dinilai di distribusi F hitung.
3.
Dalam percobaan digunakan infus daun tapak dara (Catharantus
roseus) yang berkhasiat mengatasi tekanan darah tinggi, kencing manis (Diabetes
mellitus),Malaria, Kanker,dll.Komponen anti kanker yaitu alkaloid seperti
Leurocristin Leurosin, Alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar
gula darah).
4.
Cara penggunaan daun tapak dara (Catharantus roseus)
sebagai obat Kencing manis (Diabetes mellitus) yaitu daun tapak dara (Catharantus
roseus) segar sebanyak 15 gram direbus dalam 5 gelas air sampai tersisa 2
gelas,setelah dingin kemudian disaring, lalu hasilnya diminum dua kali sehari
pagi dan sore.
B. Saran
1. Asisten
Metode pengajarannya
terlalu cepat sehingga membuat kami kurang mengerti akan materi yang
disampaikan.
2. Laboratorium
Alat
– alat yang ada dilaboratorium masih kurang seperti spektrofotometer, aerator
dan statif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. “Tanaman
Obat Tradisional”. (Online).http://
Schrid.com.
Anonim.2012. “Teori Transport
Aktif” (Online), http:hoiru.blog.co.id. diakses 18 januari 2012.
Dirjen POM,1979. “Farmakope
Indonesia Edisis III”. Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Riandom.H.2007.
“Sains Biologi 2”. Pt. Tiga serangkai : Yogyakarta
Malole.M.1989. “Penggunaan Hewan-Hewan
Percobaan di Laboratorium. IPB
Setiadi, 2007. “Anatomi dan
Fisiologi Manusia Untuk Paramedis”. Penerbit. Swadaya : Yogyakarta
Syaifuddin.2006. “Anatomi
Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan”. EGC : Jakarta
Pearce. Evelyn.2008. “Anatomi dan
Fisiologi Untuk Paramedis”. Penerbit Buku. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Setiawati.2007. “
Biologi Interaktif”. Aela Prese : Jakarta
Trubus,A. 2008.
“Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I”. Jakarta
LAMPIRAN
A.
SKEMA KERJA
Tikus Putih ( Rattus
norvegicus )
Dibius dengan kloroform
Perut hewan uji dibedah
Diambil usus halusnya ( bagian ileum ) 5 – 10 cm
sebanyak 2 potong
Dikeluarkan kotorannya lalu dicuci dengan RL
Diisi glukosa 5%
glukosa 5% + infuse daun tapak dara
Kedua usus ileum diikat kedua
ujungnya dengan benang wol
Dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi RL,
aerator
dan lampu spiritus dinyalakan
Jika suhu tepat 36 – 37 0C lampu spiritus
dimatikan, aerator tetap dinyalakan
Pada menit ke 10, 20, 30, aerator dimatikan dan
dispoit larutandidalam gelas kimia masing – masing sebanyak 3 ml
Dimasukkan kedalam vial
Dihitung
kadar glukosanya menggunakan spektrofotometer
Perhitungan
table ANAVA
B.
Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Bunsen
2. Benang wol
3. Gelas kimia
4. Termometer
5. Ringer laktat
6. Statif
7. Glukosa 5%
8. Glukosa5% + sampel daun tapak dara (Catharantus
roseus)
9. Kaki tiga
C. Perhitungan
1. Hasil
pengamatan transport aktif glukosa dengan menggunakan metode RAL (Rancangan
acak lengkap) dengan ANAVA (ANALIS OF VARIES)
1. Perhitungan
derajat bebas (db)
Db
total =
total banyaknya pengamatan -1
=
( 2x3) -1
= 5
Db
perlakuan =
banyaknya perlakuan -1
`=
2-1
=
1
Db
galat / kekeliruan = db total – db
perlakuan
=
5-1
=
4
2. Perhitungan
jumlah kuadrat (JK)
a. JK total =(0,04)2+(0,04)2+(0,06)2+(0,03)2+(0,10)2+(0,01)2
= 0,0016+0,0016+0,0036+0,0009+0,01+0,0001
= 0,0178
b. JK rata-rata
= (total jumlah)2
Total banyaknya
perlakuan
= (0,28)2
6
= 0,0130
c. JK
perlakuan = Ƹ ( Jumlah perlakuan )2 - Jk rata-rata
Banyaknya
replikasi
=
0,0130
=
0,0130
= 0,0024
d. JK galat= JK Total – Jk Perlakuan – JK Rata-rata
= 0,0178 – 0,0130 – 0,0024
= 0,0024
3. Perhitungan
jumlah kuadrat total (JKT)
a. JKT perlakuan =
=
= 0,0024
b. JKT galat =
=
= 0,0006
4. Perhitungan
nilai distribusi (Fhitung)
atau (Fh)
Fh =
=
= 4
Tabel
ANAVA
Sumber variasi
|
DB
|
JK
|
JKT
|
Fn
|
F total
|
|
0,05
|
0,01
|
|||||
Rata-rata
|
1
|
0,0130
|
|
|
|
|
Perlakuan
|
1
|
0,0024
|
0,0024
|
4 *
|
7,71
|
21,20
|
galat
|
4
|
0,0024
|
0,0006
|
|
|
|
Keterangan :
* Fh <Ft
(x = 0,05 – 0,01) = nonsignifikan (tidak berbeda nyata)
**Fh >Ft
(x - 0,05 -
0,01) = signifikan
(berbeda nyata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar